Penerimaan Siswa Baru, Silahkan daftarkan putra/putri anda DI MA, MTs, Pesantren, dan atau Panti Asuhan Kami. Daftar di https://s.id/PSMB_ROBIN !!!

Zaman Fitnah = Zaman Edan = Kala Bendhu

Oleh: KH. Ahmad Halimy, SE, M.Pd.I
 
Istilah zaman edan terkenal gara gara puisi Ronggowarsito. Beliau mencirikannya sebagai zaman di mana kalau kita tidak ikut edan kita bisa tak dapat bagian. entah bagian apa yang dimaksud.
Sayyid Muhammad Alawi al Maliki dalam Syaroful Ummatil Muhammadiyyah (Keutamaan Ummat Muhammad) membuat satu bab berjudul Mudho'afatul Tsawabil 'Amilin fi Zamanil Fitnah. Berlipatgandanya pahala orang yang beramal di zaman fitnah.
Beliau mengutip hadits Nabi tentang zaman fitnah :
إئتمروا بالمعروف وانتهوا عن المنكر حتى إذا رأيت شحا مطاعا وهوى متبعا ودنيا مؤثرة وإعجاب كل ذى رأى برأيه فعليك بنفسك ودع عنك العوام فإن من ورائكم ايام الصبر الصبر فيهن مثل القبض على الجمر للعامل فيهن مثل اجر خمسين رجلا يعملون مثل عمله - رواه ابن ماجه الترمذى وابو داود بزيادة
Kerjakanlah kebaikan dan berhentilah berbuat kemunkaran, sampai jika kamu melihat sifat syuhh yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dunia yang diutamakan dan setiap orang membanggakan pendapatnya, maka jagalah diri kalian sendiri dan tinggalkanlah orang orang umum.
Di belakang kalian ada hari hari kesabaran, di mana sabar di waktu itu laksana memegang bara api. Orang yang beramal baik di masa itu mendapat pahala yang sama dengan 50 orang yang mengerjakan amal yang sama H,R. Ibn Majah, at Tirmidzi dan Abu Dawud.
Dalam hadits ini Nabi menyebut 4 tanda masa fitnah :
1. merajalelanya sifat syuhh. Syuhh adalah gabungan dari sifat tamak dan pelit. Di zaman edan, ketamakan merajalela. Greed is good, tamak itu baik. Itu kabarnya kata kata dalam film tentang Wall Street bursa efek di New York, pusat kapitalisme dunia. Dalam konteks global, zaman fitnah mungkin adalah masa di mana kapitalisme menjarah nyaris tak tersisa segala sumber daya, dari barang hingga manusia.
Sedangkan sifat bakhil adalah puncak egoisme, di mana kepentingan dan kesenangan sendiri selalu diutamakan di atas kepentingan dan kebaikan bersama. Orang orang menjadi egois, tak bisa berfikir keluar dari kepentingan dirinya.
2. Hawa Nafsu diikuti. Ini mungkin gejala hedonisme yang dilayani nyaris tanpa batas, atas berbagai atas nama : kebebasan, seni, kreativitas atau bahkan hak atas kesenangan berdasar privasi. Konsumsi nyaris tanpa kendali. Bendera 3 F (Food, Fun, Fashion) dikibarkan di mana mana.
3. Dunia yang diutamakan. Berarti akhirat dinomorduakan. Orang lupa akan kematian, dan berda'wah mengajak orang orang agar lupa akan kematian. Melalui berbagai cara dan metode manusia diajak terpesona dengan dunia dan lupa akan rumah masa depannya yang bernama kuburan.
4. Membanggakan pendapat sendiri. Ini masa di mana manusia bersombong ria dengan aliran pemikirannya, di mana mulut banyak bicara dan telinga enggan mendengarkan. Aliran saya, manhaj saya, ideologi saya, pendapat saya : itu semua menghias pola berfikir masyarakat. Tak ada yang berendah hati seperti Imam Syafii, yang berkata :
"Pandangan saya ini benar, namun bisa jadi salah. Pandangan mereka itu salah, namun bisa jadi benar".
Orang orang menjadi ekstrim. Ada yang ekstrim liberal, ada yang ekstrim literal. Ada yang ekstrim sehingga melarang nyaris semua hal yang tak ada nash jelas, ada yang ekstrim membolehkan semua hal yang dilarang walau jelas ada nash.
Ada yang ekstrim dalam beragama, ada yang ekstrim dalam tidak beragama. Ada yang ekstrim anti razia di bulan Romadlon, ada yang esktrim pro razia di bulan Romadlon (heh he he ).
Ada yang ekstrim pro negara, ada yang ekstrim anti negara.
Dengan tanda tanda ini, apakah sekarang termasuk zaman edan ?
Entahlah. walLahu a'lam.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Zaman Fitnah = Zaman Edan = Kala Bendhu"

Posting Komentar