Penerimaan Siswa Baru, Silahkan daftarkan putra/putri anda DI MA, MTs, Pesantren, dan atau Panti Asuhan Kami. Daftar di https://s.id/PSMB_ROBIN !!!

Sejarah Memiliki Dua Sisi.

Oleh : KH. Ahmad Halimy
Pertama. Peristiwa Sejarah. Ini memerlukan sumber sejarah, entah lisan atau tulisan. Seringkali satu peristiwa diriwayatkan dengan beragam versi. Nyaris tak ada informasi yang lengkap sempurna. Seringkali hanya berupa puzzle puzzle yang perlu dirangkai. Dalam sebuah peristiwa sejarah kecil dan personal seperti proses mengaji saya di langgar di pertengahan 80an misalnya, sejarah akan sulit lengkap. Tak mungkin saya mengingat setiap menit dari proses mengaji selama 3 tahun tersebut. Akan ada yang terlupa. Beberapa bahkan bisa salah ingat. Belum lagi jika cerita versi saya dilengkapi dengan cerita yang diingat teman teman ngaji saya yang jumlahnya puluhan itu. Bisa jadi akan muncul versi yang berbeda.


Karena itu, sebagus apapun narasi dalam menjelaskan peristiwa sejarah, pasti ada yang luput. Ada yang tidak kita tahu. Bisa jadi bahkan hal itu jauh lebih banyak dan mungkin lebih penting dari apa yang kita tahu.


Kedua. Penjelasan Sejarah. Kalau ini sangat subyektif. Kalaupun hendak obyektif, paradigma yang dipakai akan sangat menentukan, dan sedikit banyak akan tetap subyektif. Kacamata yang dipakai sangat menentukan warna benda yang dilihat. 


Latar belakang pemberi penjelasan juga sangat menentukan. Pendidikannya, sejarah hidupnya, intelektualitasnya, sikapnya, akan sangat menentukan penjelasan yang dia berikan. Ekonom akan melihat suatu peristiwa dan menjelaskannya dengan cara yang berbeda dengan seorang ahli politik. Seorang materialis punya penjelasan yang berbeda dengan spiritualis. 


Dua hal ini adalah hal yang perlu kita perhatikan saat kita membaca sejarah. Saya jadi ingat buku buku Prof Kuntowijoyo, guru besar sejarah UGM yang terkenal itu. 


WalLahu a’lam

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sejarah Memiliki Dua Sisi. "

Posting Komentar