Memuji Allah adalah inti kegiatan ibadah, karena ibadah (seakar dengan kata 'abd, hamba) adalah kegiatan menunjukkan kehambaan kita di hadapan Allah. Kita adalah hamba, dan Allah adalah Tuhan. Kita lemah Allah n m aha Kuat. Kita bodoh Allah Maha Pintar. Semua yang kita miliki Allah lah yang memberi.
Syaikh Mutawalli asy Sya'rowi (sepanjang pembacaan saya) punya penjelasan menarik mengapa kita memuji Allah. Menurut beliau, berdasar pemahaman terhadap Surat al Fatihah, ada tiga alasan mengapa kita memuji Allah (sebagaimana diungkapkan dalam ucapan : al Hamdu lilLah).Pertama, karena Allah adalah Robbul 'alamin. Robb berarti pencipta, pemilik dan pengatur alam semesta. Kita memuji Allah karena Allah lah yang mencipta, memiliki dan mengatur segalanya, termasuk diri kita. Itulah mengapa doa dianjurkan dimulai dengan hamdalah, memuji Allah karena Allah-lah pemilik dan pengatur segala apa yang kita minta.
Orang yang mengakui Allah sebagai Robb yang sejati, maka pasti mengakuiNya sebagai Ilah yang benar. Karena itu pemilahan tauhid menjadi rububiyyah dan uluhiyyah sebenarnya tak perlu, karena tak logis jika orang mengakui Allah sebagai satu satunya Robb namun menjadikan ilah (menyembah) yang selainNya. (Cerita soal tauhid uluhiyyah dan rububiyyah ini perlu dibahas khusus).
Orang yang memuji Allah karena Dia adalah Robbul ‘alamin adalah orang yang beribadah karena bersyukur kepada Allah dan sebagai bukti pengakuan atas keTuhananNya dan kehambaan kita. Tingkat ini biasanya tingkat para shufi, atau orang orang yang telah mampu musyahadah (menyaksikan kehadiran dan kekuasaan Allah seakan akan melihatNya).
Kedua, karena Allah ar Rohman ar Rohim, Maha Pengasih Maha Penyayang. Kita memuji Allah karena kita mengharap rohmatNya, mengharap kasih sayangNya. Kita ingin dikasihi dan disayangi olehNya, sehingga semua hajat kita terpenuhi baik di dunia hingga di akhirat.
Orang yang memuji Allah dan beribadah karena Dia ar Rohman dan ar Rohim menginginkan sesuatu : rohmatNya dan juga surgaNya. Tak buruk, bahkan bagus, karena yang diharapkan adalah surga dan rohmat Allah. Di sinilah muncul sikap roja’ (mengharap kepada Allah).
Ketiga, karena Allah adalah Maliki yaumid din, penguasa hari pembalasan. Kita perlu memuji Allah karena Allah yang menguasai hari pembalasan, hari di mana harta, anak, sahabat dan semua kerabat tak berguna dan tak bisa membantu kita. Ini hari yang menakutkan, membingungkan dan menggelisahkan (silakan dibayangkan sendiri).
Orang yang memuji Allah karena Dia adalah Maliki yaumiddin beribadah atas dasar rasa takut atas siksaNya di hari pembalasan nanti. Di sinilah muncul khouf (rasa takut pada Allah).
Kata para ulama’ khouf dan roja’ adalah dua sayap burung yang bisa mengangkat derajat manusia menuju penghambaan sejati, kesadaran paripurna bahwa Allah adalah Tuhan dan kita adalah hamba, kesadaran memuji karena Dia adalah Robbul ‘alamin.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang yang ahli memujiNya.
walLohu a’lam.
Catatan : Inspirasi dari Tafsir Syaikh asy Sya’rowi.
0 Response to "Kenapa kita memuji Allah ?"
Posting Komentar