

Pertama. Pengikut gerakan
wahhabi kebanyakan bermadzhab Hanbali, sebagaimana panutan utama mereka
Ibn Taimiyah tergolong Hanabilah, lepas dari beberapa pendapat beliau
yang bertentangan dengan pandangan jumhur Hanabilah. Maka ajakan tidak
bermadzhab dan tuduhan bahwa bermadzhab menyebabkan ta’asshub
(fanatisme)seperti yang disampaikan Syaikh al Albani adalah ajakan yang
muncul belakangan, dan itu bertentangan dengan pendiri gerakan wahhabi
awal.
Kedua. Mempelajari pola pemikiran gerakan wahhabi harus
mempelajari pandangan Hanabilah dalam berbagai hal, terutama dalam hal
yang terkait isu isu kontroversial yang dimunculkan gerakan wahhabi
seperti : ziarah kubur wali, tawassul, tabarruk, peringatan maulid Nabi,
pemahaman tentang bid’ah dan terkait masalah ta’wil dan tajsim yang
sangat kontroversial. Hal ini penting untuk menunjukkan sejauh manhaj
wahhabi mewakili manhaj Hanabilah khususnya, dan manhaj ulama’ kaum
muslimin pada umumnya.
Dalam pengantarnya editor menyebut kitab ini sebagai
“referensi tanpa tanding (al mashdar al wahid) terhadap sejarah Najd sejak masa kemunculan da’wah Syaikh Muhammad ibn Abdil Wahhab hingga 15 tahun sebelum wafatnya Imam Faishol bin Turki bin Abdullah bin Muhammad ibn Saud, yakni sejak tahun 1158 H hingga 1267 H. Keistemewaan kitab ini adalah karena ia menjelaskan sejarah kemunculan da’wah salafiyyah dan peperangan yang terjadi antara da’wah tauhid salaf yang dipimpin raja raja keluarga Saud dengan musuh da’wah”.
“referensi tanpa tanding (al mashdar al wahid) terhadap sejarah Najd sejak masa kemunculan da’wah Syaikh Muhammad ibn Abdil Wahhab hingga 15 tahun sebelum wafatnya Imam Faishol bin Turki bin Abdullah bin Muhammad ibn Saud, yakni sejak tahun 1158 H hingga 1267 H. Keistemewaan kitab ini adalah karena ia menjelaskan sejarah kemunculan da’wah salafiyyah dan peperangan yang terjadi antara da’wah tauhid salaf yang dipimpin raja raja keluarga Saud dengan musuh da’wah”.
Ini menunjukkan bahwa
da'wah wahhabiyah diakui disebarkan dengan peperangan dan pertempuran
melawan kaum muslimin pada awalnya. Di halaman 45 - 46 Syaikh Utsman
menulis pada kejadian tahun 1157 H.
"Kemudian Syaikh
memerintahkan berjihad melawan orang orang yang memusuhi dan menghina
ahli tauhid. Syaikh mendorong pengikutnya berjihad, maka mereka
melaksanakannya ..."
Pada catatan kaki editornya menulis :
"Benar. Syaikh memerintahkan jihad sebagai pelaksanaan perintah Allah SWT
وقاتلوهم حتى لا تكون فتنة ويكون الدين كله لله
Dan perangilah mereka sampai tak ada fitnah (kesyirikan) dan agama seluruhnya menjadi milik Allah"
وقاتلوهم حتى لا تكون فتنة ويكون الدين كله لله
Dan perangilah mereka sampai tak ada fitnah (kesyirikan) dan agama seluruhnya menjadi milik Allah"
Ayat ini sebenarnya diturunkan untuk memerangi kafir Quraisy yang
memerangi dan mengusir kaum muslimin dari Makkah. Namun oleh syaikh
dipahami untuk memerangi kaum muslimin yang suka berziarah kubur
sholihin atau melakukan hal hal yang menurut syaikh Ibn Abdil Wahhab
adalah kesyirikan.
Kitab Unwanul Majd kemudian menyebutkan nama
nama pertempuran antara kelompok pengikut syaikh (wahhabi) dengan kaum
muslimin yang menurut mereka memusuhi ahlut tauhid, antara lain : Perang
asy Syabab, Perang al Abid, Perang Dalfah, Perang al Bunyah, Perang al
Khorizah dan sebagainya.
Kitab ini ditulis orang dalam. Pola da'wah syaikh Muhammad ibn Abdil Wahhab tergambar di sini. Kesimpulannya terserah Anda.
walLahu a'lam
0 Response to "MEMBACA UNWANUL MAJD"
Posting Komentar