Penerimaan Siswa Baru, Silahkan daftarkan putra/putri anda DI MA, MTs, Pesantren, dan atau Panti Asuhan Kami. Segera !!!

ANTARA DO'A DAN BALA'

Oleh : KH. Ahmad Halimy, SE., M.Pd.I

Ada yang mengirim WA kisah doa Allah yarham Al Habib Sholeh Tanggul saat terjadi wabah. Tentang orang orang yang disembuhkan Allah dari penyakit oleh barokah doa beliau. Kisah ini  mengingatkan saya pada penjelasan Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki dalam kitab Abwabul Faroj, seputar doa dan bala'.

Doa secara mudah kita maknai permohonan, sementara bala' secara umum bermakna ujian. Walaupun Al Qur'an menyebutkan hidup adalah ujian, bahagia dan sengsara adalah ujian, namun umum manusia hanya menganggap kesusahan sebagai ujian.

Beliau kurang lebih menjelaskan, bahwa doa dalam menolak dan menghadapi bala' ada 3 kondisi.

Pertama. Doa lebih kuat dari bala'. Dalam hal ini doa akan mampu menolak bala', bi idznilLah.

Kedua. Doa kalah kuat dari bala'. Dalam hal ini bala' tetap datang, namun doa akan meringankan kita dalam menghadapi bala' tersebut.

Ketiga. Doa dan bala' seimbang, maka dalam hal ini doa dan bala' akan saling berhadapan satu dengan yang lain, dalam perjalanan waktu.
Dampaknya bisa berbeda antara satu orang dengan yang lain, satu kondisi dengan yang lain.

Kekuatan doa tergantung pada banyak hal. Pada doa itu sendiri, pada orang yang berdoa, pada ada tidaknya penghalang doa diterima, bahkan terkadang pada orang yang didoakan.

Yang pertama misalnya doanya mengandung pemutusan silaturrahim atau dosa, maka dalam hadits disebutkan bahwa doa semacam ini tak diterima.

Orang yang berdoa juga sangat berpengaruh. Kekhusyukan, kesungguhan, ketulusan hati, keyakinan, adalah faktor faktor penguat doa.

Kadang doa sudah benar, yang berdoa sudah khusyu' dan yaqin, namun ada penghalang seperti makanan haram atau yang lain, maka kekuatan doa bisa berkurang.

Kadang tiga syarat sudah terpenuhi, namun yang didoakan tak memenuhi syarat, maka juga akan mengurangi kekuatan doa. Seperti doa Nabi Ibrohim yang disebutkan dalam Al Baqoroh.

۞ وَإِذِ ٱبۡتَلَىٰۤ إِبۡرَ ٰ⁠هِـۧمَ رَبُّهُۥ بِكَلِمَـٰتࣲ فَأَتَمَّهُنَّۖ قَالَ إِنِّی جَاعِلُكَلِلنَّاسِ إِمَامࣰاۖ قَالَ وَمِن ذُرِّیَّتِیۖ قَالَ لَا یَنَالُ عَهۡدِی ٱلظَّـٰلِمِینَ (١٢٤

Dalam ayat ini Nabi Ibrohim berdoa agar keturunan beliau juga dijadikan imam bagi manusia, namun Allah menegaskan bahwa janjiNya tak mencakup mereka yang dholim.

Dalam kisah ini yang berdoa Nabi Ibrohim. Isi doanya benar : mendoakan keturunan. Namun keturunan Nabi Ibrohim yang dholim oleh Allah dikecualikan dari doa ini.

Alaa Kulli haal, doa yang diterima pun bisa diberikan dalam 3 bentuk : diberi Allah sesuai permintaan, diberi Allah dalam bentuk lain atau disimpan oleh Allah untuk orang yang berdoa bagi kebahagiaannya di akhirat.

Wallahu a'lam.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "ANTARA DO'A DAN BALA'"

Posting Komentar