Oleh: KH. Ahmad Halimy., SE.,M.Pd.I
Dulu saat
kuliah saya punya seorang teman kost. Dia jurusan akuntansi. Saya jurusan
ekonomi pembangunan, alias IESP. Kami tinggal satu kost kostan, bersama belasan
teman lain di tempat yang sama.
Teman saya ini
bukan santri. Tak pernah mengenyam pendidikan pondok. Ilmu agamanya tentu di
bawah saya. Baca kitab dia tak bisa, walaupun semangatnya membaca Al Qur'an
sangat baik, jauh melebihi saya.
Walaupun saya
lebih menguasai ilmu ilmu teknis keislaman seperti nahwu, shorof dan kawan
kawannya, namun dalam soal da'wah teman saya ini punya kelebihan dibanding
saya. Dia lebih sabar mengajak teman teman satu kost untuk sholat berjamaah
dibanding saya.
Saya masuk
sekitar dua tahun lebih dulu di rumah kost dibanding teman saya ini. Dia adik
kelas lain jurusan. Namun saya tak mampu mengajak teman teman kost untuk sholat
jamaah di musholla yang memang disediakan di rumah kost ini. Saya sering hanya
sholat sendirian di kamar, atau berjamaah dengan satu orang teman yang mau
ngikut.
Sejak adik
kelas saya ini datang, kondisi berubah. Dia rajin dan rutin mengajak jamaah,
terutama Maghrib, Isya' dan Shubuh. Dia ketok kamar teman teman untuk sholat
jamaah. Kadang diomeli, tapi dia tetap sabar.
Di musholla,
seringkali saya yang jadi imam karena dianggap paling fasih baca Qur'an. Namun
banyaknya ma'mum bukan jasa saya. Itu jasa da'wah adik kelas saya yang sabar
mengajak teman kost untuk sholat jamaah.
Soal pahala,
saya kok merasa pahala adik kelas saya ini jauh di atas pahala saya.
Wallahu a'lam.
0 Response to "Da'wah"
Posting Komentar