PENERAPAN METODE DRILL UNTUK PENINGKATAN
KETERAMPILAN BACAAN AL-QUR’AN PADA SISWA KELAS XI MIA MA RAUDHATUT THALIBIN SUMENEP
TAHUN PELAJARAN
2020/2021
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
Disusun Oleh :
JUMAHWI,
S.Pd.
YAYASAN RAUDHATUT THALIBIN
MADRASAH ALIYAH RAUDHATUT THALIBIN
2020
PENERAPANMETODE
DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA SISWA
KELAS XI MIA MA RAUDHATUT THALIBIN SUMENEP
TAHUN
PELAJARAN 2019/2020
A.
LatarBelakang
Salah satu mata pelajaran Alqur’an Hadits
di Madrasah Aliyah adalah Al-Qur’an
Hadis. Al-Qur’an dan Hadits merupakan sumber utama ajaran agama Islam.Al-Qur’an adalah kitab petunjuk, yang merupakan sumber perama
ajaran agama islam. Al-Qur’an disepakati oleh seluruh umat islam sebagai sumber
pertama dan utama. Karena di dalamnya terkandung penjelasan yang mencakup
seluruh permasalahan ajaran agama islam, yang terdiri dari masalah aqdah,
ibadah, akhlak, hukum dan sebagainya. Sedangkan hadits merupakan sumber kedua
ajaran islam setelah Al-Qur’an.
Untuk mengetahui ajaran yang
terkandung di dalam Al-Qur’an, langkakah awal yang harus dilakukan oleh setiap
muslim adalah mempelajari dan memahami maknanya. Dalam mempelajari Al-Qur’an
terutama bagi umat islam non Arab, tentu mempelajari Al-Qur’an mulai dari
tingkat yang paling dasar, yaitu mempelajari bacaannya yang mencakup pengenalan
huruf hijaiyah, belajar untu praktik bacaannya kata demi kata, ayat demi ayat,
sampai membaca dengan sempurna dengan menerapkan kaidah tajwid dengan
sebaik-baiknya. Setelah itu, baru kemudian mencoba untuk memahami maknanya.
Membaca Al-Qur’an adalah ibadah yang
sangat mulia, karena Al-Qur’an merupakan kalam Allah SWT yang cara membacanya
tidak sama dengan membaca bacaan lainnya, ada kaidah-kaidah bacaan yang harus
diperhatikan, seperti membaca dengan memperhatikan makharijul hurufnya,
menerapkan hukum tajwidnya, termasuk di dalamnya membaca dengan cara tartil,
sebagaimana diperintahkan oleh Allah dalam Q.S. Al-Muzzammil (73): 4).[1]
Membaca dengan tartil adalah membaca
dengan pelan (perlahan-lahan), sambil memperhatikan huruf-huruf serta barisnya,
dan inilah sunnah yang terpilih. Imam As-Suyuthi mengatakan, bahwa disunnahkan
membaca Al-Qur’an dengan tartil.[2]
Dalam lembaga pendidikan, yang
memiliki tanggung jawab besar untuk meningkatkan keterampilan peserta didik
dalam membaca Al-Qur’an adalah guru bidang studi Al-Qur’an Hadits.Karena itu,
seorang guru harus dapat merncanakan metode-metode yang mampu untuk mengembangkan
potensi peserta didiknya dalam membaca Al-Qur’an.
Untuk meningkatkan keterampilan
membaca Al-Qur’an, ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru,
seperti metode pembiasaan (dengan mengadakan program membaca Al-Qur’an setiap
pagi).
Ini merupakan salah satu metode yang
diterapkan di MA Raudhatut Thalibin Kolor Sumenep, yang tujuannya untuk
membiasakan para peserta didiknya dalam membaca Al-Qur’an, juga untuk
memperbaiki cara membaca Al-Qur’an mereka menjadi bacaan yang baik dan benar sesuai
dengan kaidah tajwid.
Namun demikian, berdasarkan
pengamatan yang saya lakukan di kelas XI MIA pada saat PPL, dan juga informasi
dari guru bidang studi Al-Qur’an Hadits, keterampilan peserta didik dalam
membaca Al-Qur’an masih harus dibenahi dan ditingkatkan, agar keterampilan
peserta didik dalam membaca Al-Qur’an menjadi lebih baik sesuai kaidah tajwid.
Salah satu langkah dari sekian
banyak metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan membaca
Al-Qur’an adalah dengan menggunakan metode latihan (drill).Metode latihan
(drill) adalah salah satu metode tindakan guru untuk melakukan latihan-latihan
sebagai alat pembisaan peserta didik supaya mendapatka kecakapan dan kemahiran,
memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, kecekatan dan keterampilan
(terampil yang berarti mampu).[3]
Berdasarkan urain di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Penerapan
metode drill untuk meningkatkan keterampilan membaca Al-Qur’an pada siswa kelas
XI MIA MA Raudhatut Thalibin Sumenep Tahun Pelajaran 2020/2021”.
B.
RumusanMasalah
Berdasarkan
paparan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
- Bagaimana Proses perencanaan
metode drill dalam peningkatan keterampilan bacaan Al-Qur’an pada siswa
kelas XI MIA MA Raudhatut Thalibin Sumenep
- Bagaimana penerapan metode
drill dalam peningkatan keterampilan bacaan pada siswa kelas XI MIA MA
Raudhatut Thalibin Sumenep
- Bagaimana peningkatan
keterampilan bacaan Al-Qur’an pada
siswa kelas XI MIA MA Raudhatut Thalibin Sumenep setelah diberi tindakan
dengan menggunakan metode drill
C.
Tindakan yang
Dipilih
Tindakan
yang dipilih untuk meningkatkatkan keterampilan peserta didik dalam membaca
Al-Qur’an adalahpenggunaanmetode drill. Penggunaan metode drill adalah suatu
cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa
memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang
dipelajari. Metode ini juga memiliki kemampuan motoris/gerak, seperti
menghafalakan kata-kata, menulis, mempergunakan alat.
D.
TujuanPenelitian
Adapun tujuan
penelitian sebagai berikut :
- Untuk mengetahui Proses perencanaan metode
drill dalam peningkatan keterampilan bacaan Al-Qur’an pada siswa kelas XI
MIA MA Raudhatut Thalibin Sumenep
- Untuk mengetahui penerapan metode drill
dalam peningkatan keterampilan bacaan pada siswa kelas XI MIA MA Raudhatut
Thalibin Sumenep
- Untuk mengetahui peningkatan keterampilan
bacaan Al-Qur’an pada siswa kelas
XI MIA MA Raudhatut Thalibin Sumenep setelah diberi tindakan dengan
menggunakan metode drill
E.
LingkupPenelitian
Lingkup
penelitianini meliputi:
1.
Subyek penelitian:
- Peneliti : Guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits
- Siswa : Kelas XI MIA MA
Raudhatut Thalibin Sumenep
2.
Fokus yang diteliti:
- Fokus dalam
penelitian ini adalah penerapan Metode drill
dalam pembelajaran Al-Qur’anHadits kelas XI semester ganjil, pada pokok bahasan
Hakikat Penciptaan Manusia, dalam upaya meningkatkan keterampilan membaca
Al-Qur’an.
3.
Implementasi Penelitian:
Implementasi penelitian ini adalah sebagai
berikut:
-
Perencanaan metode drill dalam pembelajaran Al-Qur’anHadits
- Langkah-langkah metode
drill dalam pembelajaran Al-Qur’anHadits
-
Evaluasi dari penerapan metode drill dalam pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits
4.
KI &KD Pembelajaran yang diteliti:
KI |
KD |
KI3:Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah. |
3.3 Memahami QS al-Mu’minūn (23):
12-14 tentang fase penciptaan manusia, QS An-Naḥl (16): 78 tentang
kesempurnaan penciptaan manusia disertai organ-organ, QS al-Baqarah (2):
30-32 tentang manusia sebagai khalifah di bumi, QS az-Zāriyāt (51): 56
tentang tujuan penciptaan manusia dan jin, dan hadis riwayat Muslim tentang
penciptaan manusia |
KI4:Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri
dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. |
4.1 Mendemonstrasikan hafalandanartiperkata
ayatAl-Qur'andanhadis QS al-Mu’minūn (23):
12-14 tentang fase penciptaan manusia, QS An-Naḥl (16): 78 tentang
kesempurnaan penciptaan manusia disertai organ-organ, QS al-Baqarah (2):
30-32 tentang manusia sebagai khalifah di bumi, QS az-Zāriyāt (51): 56
tentang tujuan penciptaan manusia dan jin, dan hadis riwayat Muslim tentang
penciptaan manusia. |
F.
ManfaatPenelitian
Adapun
manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagi siswa
Mengembangkan
potensi peserta didik sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minatnya, karena ikut
berperan aktif dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
2.
Bagi Guru
Hasil penelitian
memberikan pengetahuan dan pengalaman juga solusi terhadap permasalahan yang
dihadapi siswa dan guru.
3.
Bagi sekolah
Diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
praktik pembelajaran di sekolah.
G.
Kajian Teori
1.
Metode Drill
a. Pengertian metode drill
Secara
leksikal metode dapat artikan “cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk
mencapai suatu maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya) atau cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
yang ditentukan”.[4]Sedangkan
istilah “drill” secara leksikal
berarti “melatih (kecakapan, ketangkasan, dan sebagainya).[5]
Dengan demikian, pengertian secara leksikal dapat disimpulkanbahwa metode drill
merupakan cara untuk mencapai tujuan dari melatih.
Pengertian
metode drill secara istilah, telah disampaikan oleh beberapa pakar, antara
lain:
1)
N. K. Rostiyahmengemukakan,
metodedrilladalah suatu cara
mengajardimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa
memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang tinggi dari apa yang telah
dipelajari.[6]
2)
Basyiruddin Usman mengemukakan,metodedrill adalah metode pengajaran yang
dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa
yang telah dipelajari, karena hanya dengan melakukannya secara praktis suatu
pengetahuan dapat disempurnakan dan disiap-siagakan.[7]
3)
Masnur Muslich mengemukakan, metode latihan (Drill Method) adalah suatu metode
mengajar di mana siswa diajak latihan untuk melihat bagaimana cara membuat
sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya
dibuat, dan sebagainya.[8]
4)
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, metode
drill adalah “suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan
kebiasaan-kebiasaan tertentu”.[9]
5)
Kementerian Agama RI menyatakan metode latihan
(drill) atau metode training merupakan“suatu cara mengajar
yang baik untuk menanamkankebiasaan-kebiasaan tertentu sehingga menjadi gerak
atau pemikiran reflek”.[10]
Dari pengertian
di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwametode drill
adalah metode yang digunakan untuk memberikan latihan secara terus menerus agar
peserta didik dapat memahami materi yang telah disampaikan serta bisa
mempraktikkannya dalam kehidupannya.
b. Tujuan dan Syarat Penggunaan Metode Drill
Metode
drill merupakan metode latihan agar
siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang
dipelajari. Adapun tujuan penggunaan metode drill adalah diharapkan agar siswa:
1)
Memiliki keterampilan motoris/gerak, misalnya
menghafal kata-kata, menulis, mempergunakan alat, membuat suatu bentuk, atau
melaksanakan gerak dalam shalat.
2)
Mengembangkan kecakapan intelek, seperti
melafalkan bacaan shalat dengan baik dan benar.
3)
Memiliki kemampuan menghubungkan antara suatu
keadaan, misalnya hubungan sebab akibat banyak hujan maka akan terjadi banjir,
antara huruf dan bunyi, dll.
4)
Dapat menggunakan daya pikirnya yang makin lama
makin bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan
menjadi lebih baik teratur dan lebih teliti dalam mendorong ingatannya.
5)
Pengetahuan anak didik akan bertambah dari
berbagai segi dan anak didik tersebut akan memperoleh pemahaman yang lebih baik
dan lebih mendalam.[11]
Agar
penggunaan metode drill dapat efektif, maka harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1)
Sebelum pelajaran dimulai hendaknya diawali
terlebih dahulu dengan pemberian pengertian dasar.
2)
Metode ini dipakai hanya untuk bahan pelajaran
kecekatan-kecekatan yang bersifat rutin dan otomatis.
3)
Diusahakan hendaknya masa latihan dilakukan
secara singkat, halini dimungkinkan agar tidak membosankan siswa.
4)
Maksud diadakannya latihan ulang harus memiliki
tujuan yang lebih luas.
5)
Latihan diatur sedemikian rupa sehingga
bersifat menarik dan dapat menimbulkan motivasi belajar anak.[12]
c. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Drill
Setiap
sesuatu memiliki kelebihan dan kekurangan.Demikian halnya dengan metode drill,
juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Sebagaimana pendapat M. Basyirudin
Usman yang menyatakan kelebihan dan kekurangan metode drill, yakni:
1)
Kelebihan metode drill
a)
Siswa akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran
dalam melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajarinya.
b)
Dapat menimbulkan rasa percaya diri, bahwa para
siswa yang berhasil dalam belajarnya telah memiliki suatu keterampilan khusus
yang berguna kelak dikemudian hari.
c)
Guru lebih mudah mengontrol dan dapat
membedakan mana siswa yang disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang
memperhatikan tindakan dalam perbuatan siswa disaat berlangsungnya pengajaran.
2)
Kekurangan metode drill
a)
Dapat menghambat inisiatif siswa, di mana
inisiatif dan minat siswa yang berbeda dengan petunujuk guru dianggap suatu
penyimpangan dan pelanggaran dalam pengajaran yang diberikannya.
b)
Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada
lingkungan. Dalam kondisi belajar ini pertimbangan inisiatif siswa selalu
disorot dan tidak diberikan keleluasaan. Siswa menyelesaikan tugas secara
statis sesuai dengan apa yang diinginkan oleh guru.
c)
Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya
seolah-olah siswa melakukan sesuatu secara mekanis, dan dalam memberikan
stimulus siswa dibiasakan bertindak secara otomatis.
d)
Dapat menimbulkan verbalisme, terutama
pengajaran yang bersifat menghafal di mana siswa dilatih untuk dapat menguasai
bahan pelajaran secara hafalan dan secara otomatis mengingatnya bila ada
pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan hafalan tersebut tanpa suau proses berpikir
secara logis.[13]
Masnur
Muslich juga mengungkapkan kelebihan dan kekurangan metode drill (latihan)
sebagai berikut:
1)
Kelebihan metode drill
a)
Dapat memperoleh kecakapan motoris, seperti
menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan media/ alat-alat.
b)
Dapat memperoleh kecakapan mental, seperti
dalam penjumlahan, perkalian, pengurangan, tanda-tanda symbol, dan sebagainya.
c)
Dapat membentuk kebiasaan, menambah ketepatan,
dan menambah kecepatan pelaksanaan kegiatan.
2)
Kekurangan metode drill
a)
Dapat menghambat bakat dan inisiatif siswa
karena lebih banyak dibawa kepada penyesuaian pada kondisi yang jauh dari
pengertian.
b) Menimbulkan
penyesuaian statis pada lingkungan.
c)
Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara
berulang-ulang sebagai hal yang monoton dan membosankan.
d) Dapat
menimbulkan verbalisme.[14]
Dengan
demikian, dalam pemilihan metode haruslah disesuaikandengan tujuan dan pokok
bahasan dalam pembelajaran, agar memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal.
d. Langkah-langkah Metode Drill
Metode
drill merupakan metode yang tepat
untuk menyampaikan materi pembelajaran yang menuntut penguasaan keterampilan,
baik berupa gerakan otot, meniru ucapan, dan pembiasaan-pembiasaan lain yang
diharapkan kemampuan yang diinginkan akan muncul secara reflek ketika dikehendaki.[15]
Adapun
langkah-langkah metode drill adalah sebagai berikut:
1)
Sampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi
yang harus dipraktekkan untuk dikuasai.
2)
Peserta didik perlu memiliki sikap bahwa
latihan itu diperlukan untuk melengkapi pembelajaran yang bersifat teoritis.
3)
Masa latihan sebaiknya relative singkat, tetapi
harus sering dilakukan pada waktu-waktu tertentu.
4)
Latihan harus menarik, gembira, dan tidak
membosankan, sehingga perlu dibangkitkan minatnya.
5)
Tiap-tiap kemajuan yang dicapai peserta didik harus
jelas dan diberi pengakuan guru.
6)
Proses latihan harus disesuaikan dengan proses
perbedaan individu yang akhirnya tingkat kecakapan yang diterima adalah sama.
7)
Proses latihan dapat diberikan secara individu
atau kelompok dengan perhatian tetap secara individu.
8)
Drill dulu secara bersama-sama, kemudian satu
persatu menirukan guru untuk memastikan semua peserta didik menguasainya.[16]
Dengan
langkah-langkah di atas, guru akan memperoleh kemudahan ketika mengajar dan
menjadikan proses pembelajaran akan efektif, sehingga memudahkan dalam
pencapaian tujuan yang ditetapkan.
2.
Keterampilan
Membaca Al-Qur’an
a.
Pengertian
Keterampilan Membaca Al-Qur’an
Keterampilan itu
mempunyai arti kemampuan atau kecakapan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan
cermat dalam membaca.[17]Sedang
membaca menurut bahasa merupakan perhatian untuk membaca tulisan.Perhatian
untuk membaca untuk membaca suatu tulisan itu perlu dibina sejak dini,
bagaimanapun membaca merupakan keterampilan mendasar untuk belajar dan untuk
memperoleh pengetahuan.
Setiap guru
bahasa menyadari bahwa membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, rumit,
yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih
kecil. Dengan kata lain keterampilan membaca mencakup tiga komponen yaitu :
1)
Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda
baca, yaitu merupakan suatu keterampilan mengenal bentuk-bentuk yang
disesuaikan dengan modegambar di suatu lembaran, dilengkungan garis dan titik
yang berpola yang teratur rapi.
2)
Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan
unsur-unsur linguistik yang formal; merupakan suatu untuk menghubungkan
tanda-tanda hitam diatas kertas yakni gambar-gambar berpola tersebut.
3)
Hubungan lebih lanjut dari huruf kehuruf
lainnya dengan makna atau meaning mencakup
keseluruhan keterampilan membaca, pada dasarnyamerupakan intelektual.[18]
Ibrahim
Muhammad Attho’ mengatakan bahwa membaca itu merupakanperbuatan yang dilakukan
oleh akal untuk menafsirkan tanda-tanda/simbol-simbol yang diletakkan pada saat
membaca dari metode yang telah ditentukan.[19]
Menurut
Thomas L. Good membaca adalah menyatakan atau melafalkan semua kata yang
tertulis dengan benar.[20]
Sedang menurut Henry Guntur Tarigan “ Membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan penulis melalui media kata-kata/bahasa lisan”.[21]
Maksud
dari proses membaca tidak hanya melihat huruf-huruf, kata, kalimat, paragraf
dan kemudian menterjemahkannya dalam pikiran kita. Akan tetapi manusia
merupakan fungsi atau pekerja yang komplek dan menyangkut berbagai segi organ
manusia. Karena tidak ada makhluk lain dibumi ini yang dapat membaca dan
mempunyai kecakapan yang begitu mengagumkan, dalam dunia yang modern dan
berbudaya ini kemampuan membaca sangat penting bagi manusia untuk mencari ilmu
pengetahuan dan berkomunikasi.[22]
Aktifitas
membaca menyediakan input bahasa sama seperti menyimak. Namun demikian ia
memiliki kelebihan dari menyimak dari hal pemberian butir linguistik yang lebih akurat. Disamping itu pembaca yang baik
bersifat otonom dan bisa melakukan kegiatan diluar kelas.
Keterkaitan
dengan membaca adalah gerak mata dan ketajaman penglihatan.Aktifitas mental
mencakup ingatan dan pemahaman, orang dapat membaca dengan baik jika mampu
melihat huruf-huruf dengan jelas, mampu menggerakkan mata secara lincah,
mengingat simbol-simbol bahasa dengan tepat dan memiliki penalaran yang cukup
untuk memahami bacaan.Sedangkan tujuan keterampilan membaca merupakan salah
satu dari keterampilam berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca, keterampilan menulis dan keterampilan
menghafal.[23]
Sedangkan
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang mengandung mu’jizat yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw. dengan perantara malaikat Jibril yang ditulis dalam mushaf,
disampaikan secara mutawatir yang merupakan ibadah bagi yang membacanya, yang
diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas.
Menurut
Quraish Shihab, al-Qur’an secara harfiah adalah “bacaan sempurna”, yaitu
merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tidak ada suatu
bacaan pun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun lalu yang dapat
menandingi al-Qur’an, bacaan sempurna lagi mulia itu. Menurutnya tiada bacaan
yang dibaca oleh ratusan juta orang yang tidak mengerti artinya atau tidak
dapat menulis dengan aksaranya, bahkan dihafal huruf demi huruf oleh orang
dewasa, remaja dan anak-anak. Tiada bacaan seperti al-Qur’an yang diatur tata
cara bacanya, mana yang dipendekkan, dipanjangkan dipertebal atau diperhalus
ucapannya, dimana tempat yang terlarang, atau boleh, atau harus memulai dan
berhenti, bahkan diatur lagu dan iramanya, sampai kepada etika membacanya.[24]
Sebagaimana
gambaran diatas bila dikaitkan dengan membaca al-Qur’an, maka dapat dikatakan
bahwa keterampilan membaca al-Qur’an adalah suatu kecakapan atau kemampuan
secara baik dan benar (fasih) dalam membaca teks atau ayat-ayat al-Qur’an,
yaitu dengan cara melafalkan secara lisan (cara pengucapan) yang sesuai kaidah
serta dengan petunjuk-petunjuk untuk membantu dalam pembacaan yang sebenarnya.[25]
Menurut
Azharie Abdul Rauf, bahwa keterampilan membaca al-Qur’an adalah membaca dengan
cara yang benar sesuai dengan aturan-aturan dan harus menyenangkan orang yang
mendengarnya, dan harus memperlihatkan penghormatan terhadap al-Qur’an.[26]
Menurut
Mahfudz Mahmud, keterampilan membaca al-Qur’an adalah suatu kemampuan dalam
melafalkan atau melisankan huruf hijaiyah dengan benar dan tepat, dapat membaca
kalimat dari rangkaian huruf hijaiyah tersebut dengan baik dan benar sesuai
dengan kaidah kaidah yang baku atau sesuai dengan ilmu tajwidnya.[27]
b.
Tujuan
Keterampilan Membaca Al-Qur’an
Menurut
Imam Marjito, tujuan keterampilan membaca Al-Qur’an pada anak didik adalah
sebagai berikut :
1)
Menjaga dan memelihara kehormatan dan kesucian
kitab suci al-Qur’an.
2)
Agar Murid mampu membaca al-Qur’an dengan baik
dan benar sesuai dengan kaidah tajwidnya.
3)
Agar pembaca suka dan senang membiasakan
dirinya membaca al-Qur’an.
4)
Menanamkan aqidah dan akhlak yang mulia, serta
membentuk pribadi anak yang sholeh, yang beriman, berilmu dan beramal sholeh.
5)
Sebagai pengetahuan dasar yang merupakan
penanaman perasaan keagamaan, sehingga pada nantinya dapat mengambil pelajaran
dan dapat mengamalkan semua ajaran-ajaran yang terkadung didalam kitab suci
al-Qur’an.[28]
Menurut
Mahmud Yunus, tujuan memiliki keterampilan membaca al-Qur’an adalah :
1)
Memelihara kitab suci dan membacanya serta
memperlihatkan isinya, untuk jadi petunjuk dan pengajaran bagi kita dalam kehidupan
di dunia.
2)
Mengingat hukum agama yang termaktub dalam
al-Qur’an serta menguatkan dan mendorong berbuat kebaikan dan menjauhi
kejahatan.
3)
Mengharap keridhaan Allah dengan menganut
iktikat dan sahdan.
4)
Menanamkan akhlak yang mulia dengan mengambil
ibarat (ibrah) dan pengajaran serta tauladan yang termaktub dalam al-Qur’an.
5)
Menanamkan perasaan keagamaan dalam hati dan
menumbuhkannya, sehingga bertambah mantap keimanan dan bertambah dekat kepada
Allah.
Tujuan
dari keterampilan membaca al-Qur’an secara umum adalah agar setiap pembaca
mampu mengenal, membaca dan menulis huruf, kata serta kalimat dan
potongan-potongan ayat al-Qur’an dengan benar sesuai kaidah ilmu tajwid.
Berdasarkan
uraian para pakar tersebut di atas, maka tujuan dari keterampilan membaca al-Qur’an
adalah :
1)
Agar pembaca mampu membaca al-Qur’an dengan
fasih dan benar
2)
Agar pembaca suka dan senang membiasakan diri
membaca al-Qur’an.
3)
Agar pembaca dapat menghafal ayat-ayat
al-Qur’an
4)
Menghayati dan memahami isi kandungan al-Qur’an
5)
Mengingat akan ilmu-ilmu baca al-Qur’an
6)
Dapat membenarkan kesalahan atau kekeliruan
dalam penulisan
7)
Mengembangkan bakat dan minat dalam bertilawah
8)
Meningkatkan keimanan.
c.
Faktor Yang
Mempengaruhi Keterampilan Membaca Al-Qur’an
Dalam
mempersiapkan anak membaca dan khususnya dalam membaca al-Qur’an yaitu
bertujuan agar mereka memiliki kesiapan fisik ataupun psikologis untuk membaca
dengan baik.Kesiapan membaca pada umumnya dimaksudkan untuk menemukan waktu
yang tepat, dan seorang anak dapat belajar tanpa menemukan kesulitan, artinya
sifat antara anak satu dengan anak lainnya bervariasi, dan kesiapan membaca
pada anak.
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi keterampilan membaca Al-Qur’an pada anak,
diantaranya adalah :
1)
Perkembangan fisiologis
Yaitu
mengamati perkembangan anak, apakah anak mangalami gangguan membaca akibat
kelainan pada penglihatannya, serta amati pula pendengarannya apakah anak dapat
merespon denga baik setiap pertanyaan dan perintah yang diberikan kepadanya,
selain itu perhatikan pula kemampuan bicaranya apakah pengucapannya cukup jelas
dan fasih.
2)
Perkembangan Sosial dan Emosional
Yaitu
menekankan atas perhatian orang tua pada kepercayaan diri anak dalam
menunjukkan kemampuan dan mengeluarkan pendapat. Selain itu, amati sikapnya
saat menyesuaikan diri dengan hal -hal baru yang ditemukan, perhatikan juga
dalam tahapan tertentu, anak dapat bersikap mandiri atau tidak dalam
menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
3)
Perkembangan Psikologi
Yaitu
dapat dilihat dari ketertarikan anak kepada buku dan kegiatan membaca.Amati
pula kemampuan mereka dalam mengerti tanda, simbol, dan kata yang bersifat
nyata maupun abstrak.Usia mental ini bersifat individu dan berbeda untuk
masing-masing anak. Bukan hanya usia mental yang menunjukkan tingkat kematangan
individu, hal ini disebabkan perkembangan struktur fisiologis dalam sistem
saraf, otak dan inderanya yang diperoleh dari lingkungan.
4)
Perkembangan Kognitif
Secara umum disebut sebagai perkembangan mental
yaitu sebagai proses yang mencakup pemahaman tentang dunia, penemuan
pengetahuan, pembuatan perbandingan, berfikir dan mengerti.Proses mental
tersebut tidak lain adalah proses pengolahan informasi yang menjangkau kegiatan
kognisi, intelegensi, belajar, pemecahan masalah dan pembentukan konsep dan perkembangan
kemampuan penalaran logis.
5)
Perkembangan Psikomotorik
Yaitu perkembangan mongontrol gerakan-gerakan
tubuh melalui kegiatan-kegiatan yang terkoordinasikan antara susunan syaraf
pusat, syaraf dan otot, ini dimulai dengan gerakan-gerakan kasar yang
melibatkan bagian-bagian besar dari tubuh dalam fungsi seperti duduk, berjalan,
lari dll.Kemudian dilanjutkan dengan koordinasi halus yang melibatkan kelompok
otot-otot halus dalam fungsi seperti meraih, memegang, menulis, menggambar,
membaca dll.Yang kedua-duanya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
H.
MetodePenelitian
1)
Setting dan
SubyekPenelitian
Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan
di MA Raudhatut Thalibin Sumenep, dengan supyek penelitian adalah siswa kelas XI
MIA dengan jumlah pesertadidik 25 siswa, dengan rincian 14 orang siswa dan 11
orang siswi. Kelas XI MIA dipilih sebagai subyek penelitian karena kelas ini merupakan kelas
dengan rata-rata peserta didik yang keterampilannya dalam membaca Al-Qur’an
paling rendah, dan membutuhkan perbaikan dengan penerapan metode drill untuk meningkatkan
keterampilan membaca Al-Qur’an siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.
Penelitian
ini akan dilaksanakan pada awal semester ganjiltahun pelajaran 2020/2021, yaitu
pada bulan Juli-Agustus 2020.
2)
Variabel yang
Diselidiki
Variabelpenelitianadalahsegalakondisi
yang diobservasi,dikontroldan dimanipulasi oleh
penelitiketikamelakukanpenelitian.
Variabel yang menjadi sasaran dalam penelitian
ini adalah penerapan metode drill pada pembelajaran Al-Qur’an Hadits untuk
meningkatkan keterampilan membaca Al-Qur’an.
Ada beberapa
variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
a.
Variabel input :
Siswa kelas XI MIA Raudahtut Thalibin
b.
Variabel proses :
Penerapan metode drill
c.
Variabel output :
Keterampilan membaca Al-Qur’an siswa pada
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
3)
RencanaTindakan
Rencanatindakan yangdigunakan dalam penelitian tindaka
kelas ini terdiri atas 2 siklus, dengan menggunakan model sebagaimana yang
disebutkan oleh Suharsimi Arikunto, yaitu: 1). Perencanaan (planning), 2).
Pelaksanaan (implementation),3).Pengamatan (observasi), 4).Refleksi
(reflection).[29]
Berikut ini penjelasan siklus-siklus tersebut:
Siklus I
a.
Tahap perencanaan
Tahap perencanaan adalah segala sesuatu yang
direncanakan sebelum melakukan tindakan, yakni berupa langkah-langkah sebagai
berikut.
1)
Menelaah materi atau kompetensi yang akan
disajikan atau diteliti
2)
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
3)
Menyusun alat pengumpul data seperti pedoman
observasi
4)
Menyusun format penilaian aktivitas guru
5)
Menyusun format penilaian aktivitas siswa.
b.
Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah
melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual,
meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup
1)
Kegiatan Awal
- Menyampaikan
salam pembuka dan bedoa
-
Menyampaikan tujuan pembelajaran
-
Menyampaikan konsep dan pengarahan teknis
- Membentuk siswa
berpasang-pasangan
2)
Kegiatan Inti
- Melakukan
kegiatan pengamatan konsepsi materi terkait dengan keterampilan membaca
Al-Qur’an secara berkelompok dan individu.
- Memberikan
layanan penguasaan materi sesuai dengan rencana pembelajaran.
- Mengarahkan
siswa untuk membaca QS al-Mu’minūn (23): 12-14
tentang fase penciptaan manusia, QS An-Naḥl (16): 78 tentang kesempurnaan
penciptaan manusia disertai organ-organ, QS al-Baqarah (2): 30-32 tentang
manusia sebagai khalifah di bumi, QS az-Zāriyāt (51): 56 tentang tujuan
penciptaan manusia dan jin secara berkelompok dan individu.
3)
Kegiatan Akhir
- Secara klasikal
guru mengulang kembali materi yang telah dipelajari
- Menarik
kesimpulan dari pembelajaran yang diberikan kepada siswa
- Tanya jawab
tentang materi yang belum dimengerti
- Penilaian hasil
siswa secara klasikal.
c.
Tahap Pengamatan atau Observasi
Tahap inimerupakan tahap untuk pelaksanaan
pengamatan dan pencatatan atas perkembangan anak selama pelaksanaan berlangsung
dan pengamatan terhadap kegiatan bidang studiAl-Qur’an Hadits.
d.
Tahap Refleksi
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah :
mencatat hasil observasi, mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil
pembelajaran, mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan
perancangan siklus berikutnya sampai tujuan PTK tercapai.
Intinya, kegiatan yang akan dilaksanakan pada
tahap ini adalah:
1)
Menilai, menganalisa keefektifan pembelajaran,
2)
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan
hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.
3)
Membuat rencana awal tindakan yang telah
disempurnakan berdasarkan hasil refleksi.
SIKLUS II
Pada
siklus II diadakan langkah-langkah sama dengan siklus I dengan memantapkan
hasil yang belum optimal, sehingga dari perbaikan tersebut hasil yang dicapai
sesuai dengan apa yang diharapkan.
Adapun
tahapan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a.
Tahap perencanaan
1)
Mengidentifikasi masalah dan penetapan
pemecahan masalah yang terjadi pada siklus I
2)
Pengembangan program tindakan kedua mengenai
makhraj, cara membaca dan pengaplikasiannya.
3)
Menyiapkan sarana yang akan digunakan, sama
dengan siklus I.
b.
Tahap pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini
dijalankan selama 2 x 45 menit, kegiatan ini merupakan kelanjutan dari siklus
I.
c.
Tahap observasi
Tahap observasi ini merupakan tahap pengamatan
kembali dari hasil yang telah dilakukan pada siklus I.
d.
Tahap refleksi
Pada tahap refleksi II yang dilakukan yaitu
menganalisis data akhir dari instrumen pengumpulan data dan format penilaian
dan menilai hasil akhir keterampilan membaca Al-Qur’an siswa kelas XI MIA Ma
Raudhatut Thalibin dari penerapan metode drill yang telah dilakukan.
4)
Sumber Data dan
Teknik Pengumpulan Data
a.
Alatpengumpulan data
1.
Tes baca Al-Qur’an siswa
Untuk mendapatkan data keterampilan membaca
Al-Qur’an siswa
2.
LembarObservasi
b. TeknikPengumpulan Data
1. Observasi
2. Dokumentasi
3. Wawancara
4. Angket
5)
Analisis Data
Teknik
yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
Tahap-tahapan alisis
data adalah 1) mereduksi data, 2) Menyajikan data, 3) Menarik kesimpulan dan
verifikasi.
6)
IndikatorKinerja
1.
Siswa dikatakan tuntas jika prosentase ketuntatasan mencapai
80 %
2.
Siswa dikatakan berhasil dalam pembelajaran jika nilai
rata-rata sisw amencapai 76
Berikut ini adalah tabel uji keterampilan membaca Al-Qur’an:
RUBRIK PENILAIAN KINERJA/UNJUK KERJA |
||
Kriteria |
Skor |
Indikator/uraian |
HAFAL Skor Maks = 3 |
3 |
Hafal sempurna |
2 |
Hafal sebagian besar |
|
1 |
Hafal sedikit |
|
0 |
Tidak hafal |
|
LANCAR Skor Maks = 3 |
3 |
Sangat lancar |
2 |
Lancar |
|
1 |
Kurang lancar |
|
0 |
Tidak lancar |
|
FASIH Skor Maks = 3 |
3 |
Sangat fasih |
2 |
Fasih |
|
1 |
Kurang fasih |
|
0 |
Tidak fasih |
|
TAJWID Skor Maks = 3 |
3 |
Sesuai dengan tajwid |
2 |
Sebagian besar sesuai dengan tajwid |
|
1 |
Sebagian besar kurang sesuai dengan tajwid |
|
0 |
Tidak sesuai dengan tajwid |
PENGISIAN FORMAT PENILAIAN KINERJA
NO |
NAMA SISWA |
SKOR |
JUMLAH SKOR |
NILAI |
|||
HAFAL |
LANCAR |
FASIH |
TAJWID |
||||
1 |
|
|
|
|
|
|
|
2 |
|
|
|
|
|
|
|
3 |
|
|
|
|
|
|
|
4 |
|
|
|
|
|
|
|
5 |
|
|
|
|
|
|
|
Nilai
I.
Jadwal Pelaksanaan
Berikut ini adalah jadwal pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.
1. Kegiatan Siklus I Waktu
a.
Persiapan 28 Juli 2020
b.
Pelaksanaan 04Agustus
2020
c.
Refleksi 11Agustus 2020
2. Kegiatan Siklus II
a.
Persiapan 18 Agustus 2020
b.
Pelaksanaan 25 Agustus 2020
c. Refleksi 03 September 2020
BAB IV
PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Uraian berikut adalah salah satu upaya untuk mendeskripsikan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan. Dengan demikian kita akan mengetahui bahwa penggunaan metode drill dalam pembelajaran Alqur’an Hadits dapat mengatasi kesulitan belajar siswa Kelas XI MIA di MA Raudhatut Thalibin. Berikut ini hasil dari tiap siklus penelitian.
1. Siklus Pertama
a.
Rencana Tindakan Siklus I
Sebagai upaya untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dan optimal, peneliti menerapkan metode drill sebagai metode yang dapat
melibatkan antara guru dan siswa dan dapat berperan aktif dalam proses kegiatan
belajar-mengajar. Karena jika hanya menggunakan metode-metode klasik seperti
metode ceramah ataupun yang lainnya dirasakan kurang tepat jika diterapkan
dalam pembelajaran Alqur’an Hadits pada Kelas XI MIA.
Sebelum pelaksanaan metode drill pada siklus I,
peneliti melakukan perencanaan melalui beberapa tahap persiapan yaitu:
a. Membuat rencana
pembelajaran.
b. Peneliti membagai siswa Kelas XI
MIA menjadi 5 kelompok sekaligus memberi tugas masing-masing kelompok.
c. Setelah pembentukan kelompok,
kemudian peneliti mengambila alat observasi guna mengetahui keantusiasan dan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan Siklus I
Setelah diputuskan
menggunakan metode drill siswa Kelas XI MIA, maka tahapan pembelajaran sesuai
dengan tahapan dalam metode drill. Adapun penelitian ini mulai proses
pembelajarannya berlangsung selama 2 X 45 menit, yang meliputi:
1. Tahap Awal
a.
Salam pembuka (assalamu’alaikum
Wr. Wb.)
b.
Membaca Al-Qur’an sesuai
dengan topik bahasan.
c.
Presensi siswa.
2. Tahap Inti
Pre Activity
a.
Peneliti/ guru memberikan
stimulus materi
b.
Peneliti/ guru membagi siswa
menjadi 5 kelompok.
c.
Peneliti/ guru memberi tugas
kepada masing-masing kelompok untuk
belajar membaca alqur’an secara bersama-sama.
Whilst Activity
a.
Peneliti/ guru memberikan
instruksi untuk membaca alqur’an serta menulisnya dalam waktu beberapa menit. Kemudian
dilanjutkan dengan diskusi tentang
tajwid dalam membaca alqur’an.
b.
Peneliti/ guru mengatur
jalannya diskusi.
c.
Peneliti/ guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapatnya, baik dalam bentuk
menyanggah ataupun yang lainnya.
Post Activity
a.
Peneliti/ guru mengevaluasi
hasil kinerja siswa selama diskusi.
b.
Peneliti/ guru meluruskan
permasalahan dan memberikan feed back yang
tepat atas permasalahan yang ada.
c.
Peneliti menguji pembacaan alqur’an
siswa.
3. Tahap Akhir
a.
Peneliti/ guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
b.
Peneliti/ guru memberikan
motivasi-motivasi agar para siswa bisa lebih meningkatkan belajarnya.
c.
Peneliti/ guru memberikan
informasi mengenai bahasan selanjutnya.
d.
Peneliti/ guru memberi tugas
untuk menulis kembali alqur’an
yang dibacanya.
e.
Peneliti/ guru menutup
pertemuan / salam penutup.
c. Hasil
Pelaksanaan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tes hafalan alqur’an. Berikut ini hasil tes pada siklus I.
Tabel
4.1
Hasil
Tes Siklus I
No |
Nama Siswa |
Skor |
Nilai |
Kriteria |
|||
Hafal |
Lancar |
Fasih |
Tajwid |
||||
1 |
|
10 |
10 |
10 |
10 |
40 |
TT |
2 |
|
15 |
10 |
15 |
20 |
60 |
TT |
3 |
|
20 |
20 |
20 |
20 |
80 |
T |
4 |
|
15 |
15 |
15 |
15 |
60 |
TT |
5 |
|
15 |
20 |
20 |
20 |
75 |
T |
6 |
|
20 |
20 |
15 |
15 |
70 |
TT |
7 |
|
15 |
15 |
20 |
20 |
70 |
TT |
8 |
|
20 |
25 |
25 |
25 |
95 |
T |
9 |
|
20 |
20 |
25 |
25 |
90 |
T |
10 |
|
20 |
20 |
20 |
20 |
80 |
T |
11 |
|
10 |
10 |
10 |
10 |
40 |
TT |
12 |
|
15 |
15 |
15 |
15 |
60 |
TT |
13 |
|
10 |
15 |
10 |
15 |
50 |
TT |
14 |
|
20 |
15 |
15 |
15 |
65 |
TT |
15 |
|
20 |
20 |
20 |
20 |
80 |
T |
16 |
|
10 |
15 |
10 |
10 |
45 |
TT |
17 |
|
20 |
25 |
20 |
20 |
85 |
T |
18 |
|
20 |
15 |
20 |
20 |
75 |
T |
19 |
|
20 |
20 |
20 |
20 |
80 |
T |
20 |
|
15 |
15 |
15 |
15 |
60 |
TT |
21 |
|
10 |
10 |
15 |
15 |
50 |
TT |
22 |
|
20 |
10 |
10 |
10 |
50 |
TT |
23 |
|
20 |
25 |
20 |
20 |
85 |
T |
24 |
|
15 |
10 |
15 |
10 |
50 |
TT |
25 |
|
15 |
15 |
10 |
15 |
55 |
TT |
Dari hasil tes diatas diketahui bahwa tidak semua
siswa tuntas dalam belajarnya. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 10 siswa,
sedangkan 15 siswa belum tuntas dalam belajarnya. Hal ini ditunjukkan dengan
hasil kemampuan menghafal dan membaca alqur’an yang masih rendah.
d. Observasi Siklus I
Selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, peneliti di sini selain bertindak sebagai guru,
peneliti juga bertindak sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan pada
lembar observasi prilaku siswa. Hasil pengamatan pada tahap I, kegiatan siswa
sudah cukup bagus, siswa terlihat lebih antusias dalam memperhatikan pelajaran,
karena pelajaran yang didapatkan akan lebih menyenangkan dari biasanya.
Memasuki tahapan II, siswa lebih antusias dan lebih aktif dalam
belajarnya, hal ini terlihat dari kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.
Mayoritas siswa dapat membaca alqur’an serta bersemangat dalam
mendemonstrasikannya. Namun ada sebagian kecil siswa yang belum lancar
dalam membaca alqur’an dan siswa sangat aktif untuk bertanya.
Setelah siswa mendapatkan metode drill, siswa
diberi soal post test untuk mengetahui tingkat kefasihan siswa
dalam membaca alqur’an.
e. Refeleksi Siklus I
Tujuan peneliti
menerapkan metode drill semula adalah untuk mengatasi kesulitan belajar siswa,
agar metode-metode pembelajaran Alqur’an Hadits dapat dirasakan efektif oleh
siswa. Khususnya pada Kelas XI MIAMA RAudhatut Thalibin, yang mana hal ini
tidak terlepas dari kebiasaan siswa dalam belajar yang dialaminya selama ini.
Untuk menyikapi kenyataan diatas, maka diambil langkah-langkah:
1
Memperhatikan peningkatan siswa yang berminat
menulis lafal-lafal apapun (Al-Qur’an, Al-Hadits) serta hafalan
bacaan-bacaannya, maka perlu diberikan metode drill yang lebih efektif dan
efisien, yaitu dimulai dengan tahapan drill untuk membaca terlebih dahulu.
2
Sebagian kecil siswa yang kurang kurang faham
tentang tajwid, masih merasa kesulitan untuk membaca, menulis, maka harus
diberikan waktu tersendiri untuk melakukan drill.
2. Siklus Kedua
a.
Rencana Tindakan Siklus II
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam
pembelajaran, peneliti memilih menggunakan metodr drill yang nantinya akan
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran Alqur’an Hadits.
Sebelum pelaksanaan metode drill pada siklus
II, peneliti melakukan perencanaan melalui beberapa tahap persiapan yaitu:
a. Membuat rencana pembelajaran
b. Peneliti/ guru membagai siswa Kelas
XI MIA menjadi 5 kelompok sekaligus memberi tugas masing-masing kelompok.
c. Setelah pembentukan kelompok,
kemudian peneliti mengambila alat observasi guna mengetahui keantusiasan dan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.
b.
Pelaksanaan Siklus II
Dengan tetap menggunakan metode drill maka
tahapan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tahap Awal
a.
Salam pembuka
(assalamu’alaikum Wr. Wb.)
b.
Mebaca Al-Qur’an sesuai
dengan topik bahasan..
c.
Presensi siswa.
d.
Peneliti/ guru mengadakan
tes untuk hafalan siswa.
e.
Peneliti/ guru menjeaskan
secara singkat kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil belajar.
2. Tahap Inti
Pre Activity
a.
Peneliti/ guru memberikan
stimulus materi
b.
Peneliti/ guru membagi siswa
menjadi 5 kelompok.
c.
Peneliti/ guru memberi tugas
kepada masing-masing kelompok.
Whilst Activity
a.
Peneliti/ guru memberikan
instruksi untuk belajar
membaca tiap
kelompok dan mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru.
b.
Peneliti/ guru mengatur
jalannya diskusi.
c.
Peneliti/ guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapatnya, baik dalam bentuk
menyanggah ataupun yang lainnya.
Post Activity
a.
Peneliti/ guru mengevaluasi
hasil kinerja siswa selama proses belajar-mengajar.
b.
Peneliti/ guru meluruskan
permasalahan dan memberikan feed back yang
tepat atas permasalahan yang ada.
c.
Peneliti mengetes membaca alqur’an
siswa secara berkelompok.
3. Tahap Akhir
a.
Peneliti/ guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
b.
Peneliti/ guru memberikan
motivasi-motivasi agar para siswa bisa lebih meningkatkan belajarnya.
c.
Peneliti/ guru memberikan
informasi mengenai bahasan selanjutnya.
d.
Peneliti/ guru memberikan
tugas.
e.
Peneliti/ guru menutup
pertemuan/ salam penutup.
c.
Hasil Pelaksanaan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tes hafalan alqur’an. Berikut ini hasil tes pada siklus 2.
Tabel
4.2
Hasil Tes Siklus 2
No |
Nama Siswa |
Skor |
Nilai |
Kriteria |
|||
Hafal |
Lancar |
Fasih |
Tajwid |
||||
1 |
|
20 |
15 |
20 |
20 |
65 |
TT |
2 |
|
20 |
20 |
20 |
20 |
80 |
T |
3 |
|
20 |
25 |
20 |
25 |
90 |
T |
4 |
|
25 |
25 |
15 |
20 |
85 |
T |
5 |
|
20 |
20 |
20 |
20 |
80 |
T |
6 |
|
20 |
20 |
20 |
15 |
75 |
T |
7 |
|
20 |
20 |
20 |
20 |
80 |
T |
8 |
|
20 |
25 |
25 |
25 |
95 |
T |
9 |
|
25 |
20 |
25 |
25 |
95 |
T |
10 |
|
25 |
25 |
20 |
20 |
90 |
T |
11 |
|
20 |
20 |
20 |
20 |
70 |
TT |
12 |
|
20 |
20 |
20 |
15 |
75 |
T |
13 |
|
25 |
25 |
20 |
20 |
70 |
TT |
14 |
|
20 |
20 |
20 |
15 |
75 |
T |
15 |
|
25 |
20 |
20 |
20 |
85 |
T |
16 |
|
20 |
20 |
20 |
15 |
75 |
T |
17 |
|
20 |
20 |
20 |
20 |
70 |
TT |
18 |
|
25 |
15 |
20 |
20 |
80 |
T |
19 |
|
25 |
20 |
20 |
20 |
85 |
T |
20 |
|
20 |
20 |
20 |
15 |
75 |
T |
21 |
|
25 |
25 |
15 |
15 |
65 |
TT |
22 |
|
20 |
20 |
20 |
15 |
75 |
T |
23 |
|
20 |
25 |
25 |
20 |
90 |
T |
24 |
|
20 |
20 |
20 |
15 |
75 |
T |
25 |
|
20 |
25 |
15 |
15 |
75 |
T |
Dari hasil tes diatas diketahui bahwa 20 siswa tuntas dalam belajarnya da nada 5 siswa yang tidak tuntas dalam
belajar. Hal ini menunjukkan proses pembelajaran pada
siklus 2 mengalami peningkatan.
d.
Observasi Siklus II
Setelah diadakan perbaikan-perbaikan terhadap
hasil yang didapat pada siklus I. kegiatan siswa dalam proses belajar-mengajar
lebih bagus lagi, karena ada kemajuan bagi kelompok yang belum presentasi. Dari
hasil pengamatan, diperoleh bahwa siswa cukup antusias dalam mengikuti kegiatan
belajar-mengajar, dan siswa bertambah aktif untuk bertanya.Dan juga siswa
mengalami peningkatan dalam ketepatan dan kecepatan membaca
alqur’an.
Dalam peningkatan prestasi belajar siswa yang
merupakan hasil akhir dari pembelajaran metode drill, yaitu dapat dilihat pada
hasil nilai akhir ulangan harian siswa.
e.
Refleksi Siklus II
Dari kegiatan pembelajaran yang telah
berlangsung dengan menggunakan metode drill, maka tujuan pembelajaran yaitu
untuk dapat mengatasi kesulitan belajar siswa dan siswa untuk lebih aktif,
kreatif dalam proses belajar-mengajar.
Dari hasil observasi pada siklus II, maka langkah yang akan
diambil:
a.
Pemahaman dan ketaatan siswa menunjukkan bahwa
metode drill harus terus diterapkan kepada siswa untuk lebih mudah dimengerti
secara mendalam makna yang terkandung dalam materi yang disampaikan.
b.
Menjaga agar kualitas belajar yang sudah
berjalan berkembang lebih baik dan tetap terpelihara.
B.
Pembahasan
Metode drill merupakan salah satu
metode pembelajaran yang menekankan pada kegiatan latihan yang dilakukan
berulang-ulang secara terus menerus untuk menguasai kemampuan atau keterampilan
tertentu. Berdasarkan pendapat Roestiyah NK (2001: 125), metode drill adalah
teknik yang dapat diartikan sebagai suatu metode mendidik dimana peserta didik
melakukan kegiatan latihan agar peserta didik mempunyai keterampilan lebih
tinggi dari yang dipelajari.
Berdasarkan pendapat J.J. Hasibuan dan Moedjiono (2000: 6).
Metode drill merupakan pemberian
latihan secara berulang kepada siswa agar memperoleh suatu keterampilan
tertentu. Senada dengan pendapat tersebut berdasarkan pendapat Syaiful Sagala
(2006: 61), menguraikan pengertian metode drill yakni suatu
cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan kepada siswa untuk
memperoleh keterampilan, ketangkasan, kesempatan, dan kecepatan. Keterampilan
tersebut dapat dikuasai dengan adanya kebiasaan-kebiasaan yang sudah terbangun
pada siswa.
Penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan membaca alqur’an dengan metode drill pada siswa
kelas XI MIA MA Raudhatut Thalibin Kolor Sumenep.
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa pada siklus 1 terdapat 15 siswa yang belum tuntas dalam
belajarnya, sedangkan pada siklus 2 semua siswa sudah tuntas dalam membaca
alqur’an. Sehingga penggunaan metode drill dapat meningkatkan kemampuan membaca
alqur’an siswa kelas XI MIA MA Raudhatut Thalibin Kolor sumenep.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam bab ini, penulis mencoba menyimpulkan
beberapa hal dari papara data yang ada, diantaranya adalah :
1
Berdasarkan hasil penelitian, metode drill
dengan berbagai bentuknya dapat membantu siswa untuk lebih mudah belajar mata
pelajaran Alqur’an Hadits khususnya untuk materi yang berkaitan dengan Membaca Al-Qur’an dengan
tajwidnya. Hal
ini terbukti dengan kelancaran, kefasihan siswa membaca lafadz-lafadz tersebut,
menulis dan menghafalnya. Bahkan proses kegiatan belajar siswa dapat lebih
efisien.
2
Pelaksanaan metode drill dalam rangka untuk
menghadapi kesulitan belajar siswa dilakukan setiap kali proses kegiatan
belajar mengajar. Tidak bergantung pada bahasan materi pendidikan agama saja,
tetapi pada pokok bahasan yang lain pun dilakukan pemberian drill dengan
menampilkan dalil-dalil yang berkaitan dengan bahasan tersebut. Bentuk drill
yang mereka peroleh adalah dengan membaca lafadz-lafadz arab dan menulisnya,
bahkan untuk lebih efektif diberikan kepada mereka tugas-tugas rumah seperti
menyalin lafadz-lafadz tersebut dibuku lain dengan tulisan yang lebih baik.
Kemudian untuk hafalan dilakukan prakatek didepan kelas pada pertemuan
selanjutnya begitu seterusnya.
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada
beberapa saran yang perlu penulis sampaikan, antara lain :
1
Bagi guru yang berfungsi sebagai pengajar
sekaligus pendidik atau bagi pihak-pihak lain yang melakukan proses
pembelajaran, sebaiknya metode drill secara kontinyu tetap diaplikasikan dalam
kegiatan khususnya untuk materi Alqur’an Hadits yaitu pada bahasan materi
pendidikan agama, mengingat metode tersebut sangat relevan untuk menggembleng
siswa agar mampu membaca, menulis, dan menghafal lafal arab. Namun juga tidak
menutup kemungkinan, bagi guru untuk menggunakan metode-metode mengajar yang
dianggap sesuai dengan situasi dan kondisi belajar mengajar di kelas.
2
Profesionalitas dari seorang dalam mengajar dan
mendidik menjadi faktor pendukung keberhasilan siswa. Maka hendaklah mampu bagi
guru menguasai materi juga segala teknik mengajar sehingga ketika mengalami
kendala akan dapat dicarikan jalan keluarnya sebagai alternatif lain.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Depag RI, Al-Hidayah Al-Qur’an Tafsir Per Kata, Tajwid Kode Angka. 2012.
Al-Qardawi,
Yusuf.Berinteraksi dengan Al-Qur’an.Jakarta: Gema Insani Press, cet. Ke-3.
2001.
Arikunto,
Suharsimi, Prosedur Penelitian:Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta, 2012.
Armai,
Arief. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam.Jakarta:
Intermasa, 2002.
Asmani,
Ma’mur Jamal. 7 Tip Aplikasi PAKEM. Yogyakarta: Diva Press, 2013
Attho’,
Ibrahim Muhammad. Turuqut Tadris
Al-Lughah Al-Arabiyah Wa At-Tarbiyyah Ad-Diniyyah, Juz I. Mesir : Maktabah
Nahdloh, 1996
Depdiknas,
Kamus Bahasa Indonesia . Jakarta:
Depdiknas, 2008.
Djamarah,
Bahri, Syaiful dan Zain, Aswan, Strategi
Belajar Mengajar,Jakarta: Rineka Cipta, 2010
Hidayah,
Rahayu S. Pengetesan Kemampuan Membaca
Secara Komunikatif,Bandung : Angkasa, 1979
Kementerian
Agama RI, Panduan Model Pembelajaran
efektif Madrasah Diniyah Takmiliyah. Jakarta: Kementerian Agama RI, 2014.
Mahmud,
Mahfudz. “Lebih Memotivasi tapi kualitas harus ditunjukkan”,Khazanah Keluarga, Solo, 14 Mei 2004
Marjito,
Imam. Membaca Al-Qur’an Dan
Mengajarkannya, (Semarang : Koordinator Pendidikan Al-Qur’an Metode
qiroati, t.th
Muslih, Masnur,
KTSP: Pembelajaran
Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
N.K,,
Rostiyah. Strategi Belajar Mengajar .
Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008.
Ramayulis,
Metodologi Alqur’an Hadits. Jakarta: Radar Jaya, 2012.
Shihab,
M. Quraish, Wawasan Al-Qur’an Tafsir
Maudhu’i Pelbagai Persoalan Umat. Bandung : Mizan, 2003.
Tarigan,
Henry Guntur. Membaca Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa, 1985
Usman,
Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran
Agama Islam . Jakarta: CiputatPers, 2002.
[1] Al-Qur’an Depag RI, Al-Hidayah, Al-Qur’anTafsir Per Kata Tajwid Kode Angka. Hal 575
[2] Yusuf Al-Qardawi, Berinteraksi dengan Al-Qur’an, (Jakarta, Gema Insani Press, cet ke 3, 2001), hal 231
[3] Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tip Aplikasi PAKEM, (Yogyakarta Diva Press, cet ke ix, 2013), hal 38
[4]Depdiknas,
Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta:
Depdiknas, 2008), 1023.
[5]Ibid.,366.
[6]Rostiyah
N.K, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008),125.
[7]Basyiruddin Usman. Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 55.
[8]Masnur Muslih, KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),203
[9]Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,2010), 95
[10]Kementerian Agama RI, Panduan Model Pembelajaran efektif Madrasah Diniyah Takmiliyah (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2014), hal 42.
[11]Arief Armai, Pengantar Ilmu
dan Metodologi Pendidikan
Islam (Jakarta: Intermasa,
2002), 175
[12]Ibid.,hal.
176
[13]Basyiruddin Usman, MetodologiPembelajaran
..., 57-58.
[14]Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran..., 203
[15]Kementerian Agama RI, Panduan Model Pembelajaran Efektif Madrasah Diniyah Takmiliyah (Sidoarjo: Kantor WilayahKementerian Agama RI Provinsi Jawa Timur, 2014), hal 42
[16]Kementerian Agama RI, Panduan Model Pembelajaran Efektif Madrasah Diniyah Takmiliyah (Sidoarjo: Kantor WilayahKementerian Agama RI Provinsi Jawa Timur, 2014), hal 43
[17]Tim Penyusun, KamusBesar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,
(Jakarta : BalaiPustaka, cet. 4, 1993), hal.
[18]Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung : Angkasa, 1985), hlm. 10
[19]Ibrahim Miuhammad Attho’, Turuqut Tadris Al-Lughah Al-Arabiyah Wa At-Tarbiyyah Ad-Diniyyah, Juz I, (Mesir : Maktabah Nahdloh, 1996), hlm. 119
[20]Richad Robinson dan Thomas L. Good, Becoming an Efektive ReadingTeacher, (Harper
& Row New York : 1987), hlm. 9
[21]Henry Guntur Tarigan, Membaca…,Op. Cit., hlm. 7
[22]Robert D. Carpenter, Cerdas (Cara Mengatasi Problem Belajar),
(Semarang : Effhar Offset, 1991), hlm. 40
[23]Rahayu
S. Hidayah, Pengetesan Kemampuan Membaca
Secara Komunikatif,(Bandung : Angkasa, 1979)., hlm. 25
[24]M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an Tafsir Maudhu’i Pelbagai
PersoalanUmat,(Bandung : Mizan, 2003), hlm. 3 - 4
[25]Howard M. Federspiel, Kajian Al-Qur’an Di Indonesia, Dari Mahmud YunusHingga Quraish Shihab, (Bandung : Mizan, 1996), hlm. 206
[26]Ibid.,hlm. 202
[27]Mahfudz Mahmud, “Lebih Memotivasi tapi kualitas harus ditunjukkan”,Khazanah Keluarga, Solo, 14 Mei 2004, hlm. 4 - 5
[28]Imam Marjito, Membaca Al-Qur’an Dan Mengajarkannya, (Semarang : Koordinator Pendidikan Al-Qur’an Metode qiroati, t.th), hlm. 15 - 16
[29] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktek), (Jakarta: Renika cipta, 2012, hal. 84
0 Response to "PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)"
Posting Komentar