Dalam sebuah episode ummat islam, pernah terjadi sebuah perang
saudara yang menyedihkan. Tak tanggung tanggung, yang bertempur adalah
sesama kaum muslimin yang dikomandani para sahabat yang dijamin masuk
surga. pasukan Ali bin Abi Tholib melawan pasukan yang dipimpin Sit
Aisyah, Tholhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam (keempat orang ini
telah dijamin masuk surga oleh Rasulullah SAW.).
Pertempuran
terjadi di wilayah Bashroh, Iraq sekarang ini. Gus Mus pernah menulis
puisi Di Bashroh, dan menjelaskan alasan kenapa pertempuran antar orang
orang baik ini terjadi. Beliau dengan bahasa yang indah menjelaskan
bahwa pertempuran itu terjadi karena ghiroh (semangat membela) orang
orang baik ini akan kebenaran yang mereka yakini.
Awalnya adalah
pembunuhan Sy. Utsman, Kholifah Rosyid ke tiga. Beliau dibunuh oleh
sekelompok demosntran berjumlah lebih dari seribu orag, yang mengepung
rumah beliau. Sebagai kholifah, tentu saja beliau bisa saja
memerintahkan militer membasmi habis demonstran ini. Namun beliau tak
mau. Beliau tak rela ada setetes darah ummat terjatuh karena beliau.
Akhirnya, beliau terbunuh dalam keroyokan massa, memenuhi sabda Nabi di
atas Gunung Uhud yang waktu itu bergetar :
"Diamlah Uhud, karena
di atasmu sekarang ada seorang Nabi, seorang shiddiq (Abu Bakr) dan dua
orang syahid (Sy. Umar dan Sy. Utsman)".
Pasca pembunuhan Sy.
Utsman, kelompok demonstran ini meminta Sy. Ali menjadi kholifah
pengganti. Sy. Ali tak mau. Beliau menyatakan bahwa yang berhak
mengangkat kholifah adalah para sahabat besar, dan bukan para demonstran
ini. Singkat cerita, beliaupun menjadi kholifah. Dan fitnah pun mulai
disebar.
Kemudian tersebar isu bahwa Sy. Ali mendukung
demonstrasi, dan bahwa para demonstran berlindung di kubu Sy. Ali.
Mendengar isu ini sebagian sahabat besar termakan isu, termasuk Sayyidah
Aisyah Ummul Mu'minin dan Sy. Tholhah serta Sy. Zubair. Mereka
menganggap keengganan Sy. Ali menangkap pembunuh Sy. Utsman adalah
karena Sy. Ali melindungi dan mendukung mereka. Isu ini berkembang dan
memengaruhi sahabat sahabat besar ini.
Sy. Ali tak terlalu
memikirkan isu ini. Beliau fokus memikirkan pembangkangan Sy. Mu'awiyah
gubernur Syam yang tak mau membai'at beliau. Namun apa lacur. Sy.
Tholhah dan Sy. Zubair mengumpulkan pasukan di Bashroh, sehingga Sy. Ali
yang sedianya akan berangkat dengan pasukan beliau ke Syam mengalihkan
arah ke Bashroh.
Sesampai di Bashroh, Sy. Ali kemudian mengirim
al Qo'qo' untuk berunding dengan Tholhah dan Zubair. Kesepakatan pun
dicapai. Kesepahaman dihasilkan. Sy. Ali menyatakan bahwa beliau bukan
tak mau mencari pembunuh Utsman, namun jumlah demonstran yang banyak dan
kondisi politik yang belum stabil mengharuskan beliau menunda qishosh
atas pembunuh Sy. Utsman. Tholhah dan Zubair bisa mengerti, dan
pertempuran bisa dihindari.
Namun, dalam kubu dua pasukan
terdapat provokator provokator, yang berasal dari phak demonstran
Utsman. Mereka sudah masuk ke dua kubu, dan mereka merasa bahwa
perdamaian tidak menguntungkan mereka. Jika Ali dan Tholhah-Zubair
berdamai, maka mereka akan dicari, dan dihukum atas kesalahan mereka.
Mereka pun membuat taktik.
Di pagi hari, sebelum semua orang
siaga, para provokator ini akan melepas anak panah dan meneriakkan
pertempuran. Provokator di kubu Ali akan melepas anak panah, demikian
juga provokator di pihak Tholhah-Zubair. Terjadilah peristiwa
menyedihkan itu. Pertempuran Jamal terjadi karena ulah provokator dalam
massa yang besar. Tholhah bin Ubaidillah, pembela Nabi yang mengalami
lebih dari 70 luka di Perang Uhud untuk menjaga Nabi, yang dijamin Nabi
masuk surga, yang disebut Nabi dengan julukan Tholhah al Khoir (Tholhah
Si Baik), gugur dalam pertempuran ini. Sy. Zubair bin Awwam, penjaga
Nabi dan hawari Nabi, keponakan istri beliau Sayyidah Khodijah, juga
gugur dalam pertempuran ini. Padahal sehari sebelumnya kesepahaman telah
disepakati. Namun apa daya provokator berhasil mengelabui.
Sy.
Ali menangis mengingat Tholhah dan Zubair. Beliau berkata : Semoga aku
dan mereka termasuk orang orang yang dihilangkan kebencian dari dalam
hati mereka".
Perang Jamal adalah perang di antara orang orang
baik, karena kesalahpahaman dan ulah sebagian orang yang berusaha
mengail di air keruh.
Saat para demonstran berhadapan dengan
polisi, saat Buya Syafii dan Kyai Ahmad Ishomuddin berdiskusi dengan
Habib Ahmad al Kaaf dan Aa Gym, saya teringat perang ini.
Semoga Allah melindungi kita dari provokator.
0 Response to "Perang Jamal : Pertempuran Orang Orang Baik"
Posting Komentar