Penerimaan Siswa Baru, Silahkan daftarkan putra/putri anda DI MA, MTs, Pesantren, dan atau Panti Asuhan Kami. Segera !!!

Ittiba' dan Mahabbah itu Berbeda

Oleh : KH. Ahmad Halimy, SE., M.Pd.I

Ittiba' Rasul artinya mengikuti Sunnah. Seperti apa Sunnah Rasul ? Ini perlu kajian panjang.

Apakah saya sudah mengikuti Sunnah Rasul ?

Mereka yang belajar kehidupan Nabi, akan tahu bahwa mengikuti Sunnah beliau secara sempurna adalah satu hal yang mustahil. Sebagaimana syair Al Bushoiri :

ظلمت سنة من احيا الظلام الى
ان اشتكت قدماه الضر من ورم

Aku telah mendholimi Sunnah Nabi yang menghidupkan malam, hingga dua kaki beliau bengkak (karena lamanya beribadah).

Sunnah adalah keseluruhan kehidupan Nabi, dhohiron wa bathinan, lahir dan bathin, luar dan dalam. Dan sepanjang pembacaan saya, tak pernah banyak manusia yang bisa menghidupkan Sunnah Rasulullah dalam kehidupan sehari hari. Mereka selalu minoritas. Selalu ghuroba', kecuali mungkin di masa tsullatun minal awwalin.

Semoga Allah mengampuni.

Adapun cinta adalah hal yang berbeda.

Cinta pada Nabi adalah rasa yang dianugerahkan Allah SWT. Di masa Nabi dulu ada seorang sahabat yang suka mabuk, dan dia belum bisa meninggalkan kebiasaan itu. Tapi Nabi menyatakan bahwa dia mencintai Allah dan RasulNya. Mabuk tentu ma'shiyat, melanggar ittiba'. Tapi dia punya cinta, dan Nabi mengakui hal tersebut.

Maka, saat Nabi berkata pada Arab Badui yang bertanya soal kiamat, bahwa orang nanti akan bersama orang yang dicintainya di Hari Kiamat, sebagian sahabat berkata bahwa sabda Nabi ini sangat melegakan, karena sahabat adalah orang orang yang sangat mencintai Nabi SAW, walaupun dalam kemampuan ittiba' Sunnah Nabi beragam tingkat mereka.

Sebaliknya, ada kisah Dzul Khuwaisiroh. Seorang yang rajin ibadah, rajin berjihad di atas rata rata kebanyakan orang di masa itu, namun tak memiliki cinta pada RasululLah sehingga dia berani menuduh Rasulullah berbuat tak adil dalam pembagian ghonimah. Walaupun secara dhohir sepertinya dia melaksanakan Sunnah, namun dia tak dianugerahi cinta, sehingga Nabi berkata soal Dzul Khuwaisiroh ini :

Dari kelompok orang ini nanti akan muncul golongan yang sholat dan puasanya melebihi sholat dan puasa kalian, namun mereka keluar dari ajaran agama yang benar seperti keluarnya panah dari busurnya.

Tentu saja jika cinta dibarengi kemampuan ittiba' adalah lebih sempurna. Namun bisa dianugerahi rasa cinta pada Sang Nabi adalah sebuah pemberian Tuhan yang tiada tara.

صلى الله عليك يا رسول الله

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ittiba' dan Mahabbah itu Berbeda"

Posting Komentar