Penerimaan Siswa Baru, Silahkan daftarkan putra/putri anda DI MA, MTs, Pesantren, dan atau Panti Asuhan Kami. Segera !!!

Cerdas


Oleh: KH. Ahmad Halimy, SE., M.Pd.I

ada banyak diskusi tentang kecerdasan, dan tentu saja ada banyak definisi dan kontroversi. mungkin seluruh dunia sepakat jika orang dengan iq super jenius sejenis einstein dan Leonardo da vinci disebut cerdas. namun sejarah bergerak. manusia berubah. paradigma berganti.

dimulai dari howard gardner yang membagi kecerdasan menjadi 7 jenis yang dia sebut multiple intelligent atau kecerdasan majemuk (belakangan ia tambah menjadi 8 jenis) hingga kemunculan buku fenomenal daniel goleman tentang kecerdasan emosional, manusia mulai merevisi pandangan mereka tentang siapa yang pantas disebut cerdas. belakangan buku kecerdasan spiritual karya danah zohar dan ian marshall meramaikan perdebatan tentang kecerdasan.

entahlah yang mana di antara teoretikus kecerdasan itu yang menghasilkan jawaban yang benar benar cerdas. saya tak bisa terlalu cerdas untuk menilai.
namun dulu Nabi Muhammad pernah mendefinisikan kecerdasan secara sangat sederhana, tidak muluk namun menurut saya sangat subtil.

beliau bersabda (yang artinya):

orang cerdas adalah orang yang bisa mengendalikan nafsunya dan beramal untuk hidup setelah mati.

mengendalikan nafsu tak semua orang bisa. yang pintar sekalipun sering tak bisa mengendalikan nafsunya. beramal untuk hidup setelah mati adalah soal orientasi. mereka yang memiliki orientasi ukhrowi yang kental dan iman yang kuat terhadap hari kemudian adalah ciri kedua orang cerdas.

jika ini definisi cerdas, mgk kita perlu memikir ulang kurikulum pendidikan kita. secara teoretis pendidikan nasional dirancang untuk mencapai tujuan nasional kebangsaan dalam preambule : mencerdaskan kehidupan bangsa. kehidupan yang cerdas tentu satu hal yang lebih daripada sekedar otak yang cerdas. menggapai kehidupan yang cerdas memerlukan sebuah kurikulum yang tak hanya berorientasi kepandaian otak atau keterampilan dan kemahiran tangan, namun juga pikiran dan hati yang jernih.

adakah penyusun kurikulum dan pelaksana kurikulum berfikir ke arah sana ? semoga ada. agar pendidikan kita tak tersesat jalan dari tujuan awal yang dicanangkannya sendiri.

walLohu a'lam.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cerdas"

Posting Komentar