Kemampuan bahasa pada dasarnya terdiri dari 4 hal : mendengar, bicara, membaca dan menulis. Model pengajarannya sebenarnya hanya satu : pembiasaan. Mereka yang terbiasa mendengar dan berbicara dengan satu bahasa, maka dia akan memiliki kemampuan di bidang tersebut. Inilah rahasianya mengapa anak anak di Inggris lancar berbahasa Inggris dan anak anak di Arab lancar berbahasa Arab, bahkan sebelum mereka masuk sekolah.
Hal yang sama dengan kemampuan berbahasa Madura.
Mengajar membaca pada dasarnya adalah dengan membiasakan membaca. Teks yang dibaca tak perlu terlalu banyak. Sebuah studi menunjukkan bahwa siapa yang memiliki kosa kata sebanyak 2000 dalam satu bahasa, maka dia akan bisa memahami bacaan dalam bahasa tersebut.
Hal ketiga adalah sarana prasarana.
Seorang kiai sepuh pernah mengatakan bahwa untuk bisa membaca kitab, tak perlu menguasai kitab kitab besar dalam tata bahasa. Beliau hanya menyebut 3 kitab : Jurumiyyah, Amtsilah Tashrif dan kamus bahasa Arab. 2 kitab pertama yang disebut adalah kitab paling dasar dalam tata bahasa Arab.
Untuk bahasa Inggris saya pikir tak terlalu berbeda.
Pesannya adalah agar jangan terlalu membebani siswa dengan materi tata bahasa yang berat. Cukup materi yang wajib saja. Setelah itu tergantung pada bakat dan minat murid. Materi seperti direct indirect speech dalam bahasa Inggris, atau seperti isytighol dalam bahasa Arab, tak perlu dijadikan target umum kurikulum.
Pesan kedua adalah pentingnya kamus dalam pembelajaran bahasa. Jika tak bisa membeli, maka sebaiknya dibuat kamus secara mandiri dan sederhana.
Jadi, kurikulum dibuat harus didasarkan pada kemampuan murid. Di sinilah perlu dilakukan pre test, baik tertulis ataupun praktek.
Dalam bahasa Arab misalnya, test bisa mencakup :
a. Kemampuan menulis huruf Arab.
b. Kemampuan membaca tulisan Arab.
Dengan pre test ini kita bisa memetakan masalah. Dengan peta ini kita bisa merancang kurikulum yang sesuai dengan keadaan siswa.
Wallahu a'lam
0 Response to "Kemampuan Berbahasa"
Posting Komentar