Oleh: KH. Ahmad Halimy., SE.,M.Pd.I
Dalam memahami teks, paling tidak ada tiga hal yang menjadi pokok : teks itu sendiri (nash), pemahaman terhadap teks (fahm-un nash) dan yang terakhir aplikasi teks dalam tataran praktis (tathbiq-un nash).Dari sisi teks, harus kita periksa validitas teks yang sampai kepada
kita. Ini pekerjaan para ahli hadits. Hasilnya kita akan tahu apakah validitas
teks tersebut sangat kuat, kuat, lemah atau malah palsu.
Misal dalam kasus ucapan Imam Malik bin Anas Al Ashbahi (93 - 179 H)
yang terkenal dalam soal istiwa'.
Dari sisi teks, lafadh riwayatnya beragam, antara lain :
الكيف
منه غير معقول والاستواء منه غير مجهول والايمان به واجب والسؤال عنه بدعة
Kayf dari Allah itu tak bisa dinalar, Istiwa' dari Allah tidak majhul,
mengimaninya wajib, menanyakan tentang hal tersebut adalah bid'ah
Ini lafadh yang diriwayatkan Abu Nu'aim, Al Lalaka-i, Ash Shobuni, Ibn
Abdil Barr, Al Baihaqi, ad Darimi dan Ibn Hayyan. Riwayat ini disohihkan Ibn
Hajar dan adz Dzahabi.
Al Baihaqi meriwayatkan riwayat lain dalam Al Asma' was Shifat yang
dishohihkan adz Dzahabi, dengan lafadh :
ولا
يقال كيف وكيف عنه مرفوع
Tak bisa dikatakan : kayfa, dan kayfa dari Allah ditiadakan.
Ibn Abdil Barr dalam at Tamhid 7/151 meriwayatkan dengan lafadh :
استواؤه
مجهول والفعل منه غير معقول
Istiwa'nya Allah itu majhul (tak diketahui), perbuatan Allah itu ghoir
ma'qul (tak bisa dinalar).
Dalam riwayat lain Ibn Abdil Barr meriwayatkan :
سالت
عن غير مجهول وتكلمت فى غير معقول
Engkau bertanya tentang sesuatu yang tidak majhul (telah diketahui), dan
engkau berbicara tentang sesuatu yang ghoir ma'qul.
Adapun lafadh yang masyhur di masyarakat :
الاستواء
معلوم والكيف مجهول
maka lafadh ini tak ada riwayat dalam kitab kitab bersanad.
Memang ada riwayat dalam at Tamhid karya Ibn Abdil Barr (7/138) :
استواؤه
معقول وكيفيته مجهولة
Istiwa'Nya bisa dinalar, namun kaifiyyahnya tak diketahui.
Namun riwayat ini bertentangan dengan riwayat riwayat lain yang lebih
banyak dan lebih shohih di atas.
Apalagi riwayat al kayf ghoir ma'qul wal Istiwa' ghoir majhul
diriwayatkan dari banyak ulama' lain termasuk riwayat Ummul Mu'minin Ummu
Salamah, Ibn Abbas ra dan Imam Robi'ah Ibn Abdirrohman yang merupakan guru dari
Imam Malik.
Ini dari sisi teks saja sudah banyak riwayat. Belum lagi soal pemahaman
terhadap teks.
WalLahu a'lam.
#disarikan dari risalah Syaikh Abdul Fattah Al Yafii dalam Mawahibul
Karimil Fattah juz 2 hal 592.
0 Response to "MEMAHAMI UCAPAN IMAM MALIK"
Posting Komentar